REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Sebanyak 70 ibu rumah tangga di Surabaya tercatat positif menderita HIV/AIDS selama sembilan bulan terakhir pada tahun 2010 ini. Kasi Program Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Surabaya, Ponco Nugroho, Rabu mengatakan, banyaknya ibu rumah tangga yang terjangkit virus ini, memang sempat mengejutkan karena banyak yang mengaku tidak pernah melakukan hubungan seks bebas dengan penderita HIV/AIDS.
"Awalnya memang sulit dipercaya, tapi setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya seperti itu. Sebab penularan virus ini tidak hanya dari hubungan seks bebas saja, namun bisa melalui jarum suntik yang tidak steril. Justru itulah yang kita khawatirkan," ujarnya.
Ia menceritakan, pernah ada pasien seorang ibu rumah tangga yang tidak percaya mengidap positif HIV/AIDS. Namun, ketika menjalani konseling, ternyata sang ibu mengaku pernah disuntik saat menderita sakit. Koordinator Unit Perawatan Intermediet dan Penyakit Infeksi (UPIPI) RSU dr Soetomo, dr Erwin Astha Trijono, SpPD mengungkapkan, banyaknya ibu rumah tangga yang terjangkit HIV/AIDS karena sosialisasi terhadap mereka yang sangat minim.
"Tidak adanya sosialisasi kepada para ibu rumah tangga tentang penularan HIV/AIDS menjadi salah satu faktor rentannya terjangkit virus. Jadi, inilah tugas kita para dokter maupun instansi terkait untuk menindaklanjuti dan selalu menyosialisasikannya," terang dia.
Karena itulah, pihaknya berharap adanya edukasi atau pendidikan sosialisasi kepada siapa saja, termasuk ibu rumah tangga. Kata dia, selama ini pendidikan penanggulangan HIV/AIDS mayoritas dilakukan terhadap remaja dan instansi tertentu. "Padahal siapa saja bisa tertular. Ini yang harus difahami dan dimengerti semuanya. Kami harap yang tertular bisa diminimalisasi lagi," tukas ahli penyakit dalam tersebut.
Data di Dinas Kesehatan, kelompok yang rentan terkena virus HIV/AIDS ini adalah orang dengan mobilitas tinggi (sipil maupun militer), perempuan, remaja, anak jalanan, pengungsi, ibu hamil, penerima transfusi darah, maupun petugas kesehatan sendiri.
Erwin juga mengatakan, saat ini sudah ada obat bagi penderita HIV/AIDS. Untuk dewasa dalam bentuk tablet, sedangkan anak-anak dalam bentuk sirup. "Syaratnya, harus diminum sesuai aturan dan tidak boleh terlambat. Tapi, virus ini bisa disembuhkan kok, sama seperti penyakit lainnya," tuturnya menjelaskan.
"Awalnya memang sulit dipercaya, tapi setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya seperti itu. Sebab penularan virus ini tidak hanya dari hubungan seks bebas saja, namun bisa melalui jarum suntik yang tidak steril. Justru itulah yang kita khawatirkan," ujarnya.
Ia menceritakan, pernah ada pasien seorang ibu rumah tangga yang tidak percaya mengidap positif HIV/AIDS. Namun, ketika menjalani konseling, ternyata sang ibu mengaku pernah disuntik saat menderita sakit. Koordinator Unit Perawatan Intermediet dan Penyakit Infeksi (UPIPI) RSU dr Soetomo, dr Erwin Astha Trijono, SpPD mengungkapkan, banyaknya ibu rumah tangga yang terjangkit HIV/AIDS karena sosialisasi terhadap mereka yang sangat minim.
"Tidak adanya sosialisasi kepada para ibu rumah tangga tentang penularan HIV/AIDS menjadi salah satu faktor rentannya terjangkit virus. Jadi, inilah tugas kita para dokter maupun instansi terkait untuk menindaklanjuti dan selalu menyosialisasikannya," terang dia.
Karena itulah, pihaknya berharap adanya edukasi atau pendidikan sosialisasi kepada siapa saja, termasuk ibu rumah tangga. Kata dia, selama ini pendidikan penanggulangan HIV/AIDS mayoritas dilakukan terhadap remaja dan instansi tertentu. "Padahal siapa saja bisa tertular. Ini yang harus difahami dan dimengerti semuanya. Kami harap yang tertular bisa diminimalisasi lagi," tukas ahli penyakit dalam tersebut.
Data di Dinas Kesehatan, kelompok yang rentan terkena virus HIV/AIDS ini adalah orang dengan mobilitas tinggi (sipil maupun militer), perempuan, remaja, anak jalanan, pengungsi, ibu hamil, penerima transfusi darah, maupun petugas kesehatan sendiri.
Erwin juga mengatakan, saat ini sudah ada obat bagi penderita HIV/AIDS. Untuk dewasa dalam bentuk tablet, sedangkan anak-anak dalam bentuk sirup. "Syaratnya, harus diminum sesuai aturan dan tidak boleh terlambat. Tapi, virus ini bisa disembuhkan kok, sama seperti penyakit lainnya," tuturnya menjelaskan.
No comments:
Post a Comment