KOMPAS.com - Perang handphone murah dengan keunggulan komunikasi mobile atau yang beken disebut mobile chatting kian atraktif. Persaingan sengit ini pun terjadi di kalangan operator telekomunikasi berbasis code division multiple access (CDMA).
Setelah PT Bakrie Telecom Tbk gencar mengeluarkan ponsel bundling bernama Esia Connect, kini giliran Flexi melalui produk Hape Flexi Chatting meramaikan segmen ini. Ini merupakan varian terbaru Hape Flexi Chatting yang generasi sebelumnya sudah dirilis medio Januari 2010 lalu.
"Kami kembali menawarkan 300.000 unit Hape Flexi Chatting dalam empat varian," kata Executive General Manager Telkom Flexi Triana Mulyatsa, pekan lalu. Agresifnya divisi PT Telkom Tbk ini meluncurkan produk baru tidak lepas dari penjualan Hape Flexi Chatting generasi sebelumnya yang laris manis. Hanya dalam empat bulan, penjualan ponsel itu tembus 110.000 unit.
Menurut Triana, Hape Flexi Chatting seharga Rp 200.000 adalah ponsel yang dilengkapi dengan aplikasi jejaring sosial. Lewat ponsel tersebut pelanggan Flexi dapat mengirimkan instant messaging (IM) ke pengguna Flexi lainnya dengan menggunakan layanan Flexi Messenger.
Tak hanya itu, menikmati fitur jejaring sosial melalui layanan Flexi lebih murah ketimbang memakai BlackBerry. Triana mengilustrasikan, pelanggan yang mengaktifkan aplikasi instant messaging ditambah berlangganan konten media cukup membayar Rp 20.000 per bulan. Sementara biaya layanan sejenis yang ditawarkan BlackBerry mencapai Rp 5.000 per hari atau Rp 150.000 per bulan.
Semula, paket bundling ini terdiri dari dua seri, yaitu ZTE-S 130 dengan harga sekitar Rp 200.000 dan ZTE-C366 dengan banderol sekitar Rp 500.000. Adapun untuk rilis tahap kedua ini Flexi menambah dua varian baru, yakni ZTE C322 dan ZTE S 100.
"Kami mengharapkan satu juta pelanggan barn bisa dari paket bundling ini," ajar Triana. Sebagai catatan, sampai kuartal 1-2010, jumlah pelanggan Flexi sudah mencapai 15,9 juta nomor, lebih tinggi 19 persen dibandingkan dengan kuartal 1-2009. Flexi berharap, sampai akhir 2010 nanti, jumlah pelanggan Flexi bisa mencapai 18 juta nomor.
Corporate Communication PT Bakie Telecom Tbk Norman Ilyas mengakui, tren pertumbuhan pengguna ponsel murah dengan keunggulan mobile communication memang tengah menanjak. "Salah satunya didorong popularitas jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter," ujarnya.
Makanya, meski pemain baru terus bermunculan, Esia yang sepanjang 2009 juga beberapa kali meluncurkan kategori ponsel bundling mengaku tidak takut bersaing. "Pasar masih sangat besar, terutama di daerah-daerah luar Jawa," kata Norman.
Apalagi, pelanggan Esia yang pada akhir 2008 berjumlah 7,3 juta orang sudah bertambah menjadi. 10,6 juta orang pada akhir 2009 lalu. Makanya, Norman yakin, berapapun pemainnya, pasar masih cukup besar untuk menyerap produk yang memang menyasar segmen di bawah kelas BlackBerry tersebut.
Kendati mendapat tantangan produk CDMA, operator ponsel berbasis global system for mobile communications (GSM) tak khawatir segmen pengguna BlackBerry yang digarapnya tergerus. General Manager Sales PT XL Axiata Handono Warih mengatakan pengguna BlackBerry memiliki orientasi berbeda.
"Mereka tidak hanya mencari koneksi jaringan sosial, tapi mengutamakan keunggulan jaringan BlackBerry yang mampu melakukan push email dan kompresi data untuk kebutuhan mobile office," tandasnya.(KONTAN/Nadia Citra Surya, Gentur Putro Jati)
Setelah PT Bakrie Telecom Tbk gencar mengeluarkan ponsel bundling bernama Esia Connect, kini giliran Flexi melalui produk Hape Flexi Chatting meramaikan segmen ini. Ini merupakan varian terbaru Hape Flexi Chatting yang generasi sebelumnya sudah dirilis medio Januari 2010 lalu.
"Kami kembali menawarkan 300.000 unit Hape Flexi Chatting dalam empat varian," kata Executive General Manager Telkom Flexi Triana Mulyatsa, pekan lalu. Agresifnya divisi PT Telkom Tbk ini meluncurkan produk baru tidak lepas dari penjualan Hape Flexi Chatting generasi sebelumnya yang laris manis. Hanya dalam empat bulan, penjualan ponsel itu tembus 110.000 unit.
Menurut Triana, Hape Flexi Chatting seharga Rp 200.000 adalah ponsel yang dilengkapi dengan aplikasi jejaring sosial. Lewat ponsel tersebut pelanggan Flexi dapat mengirimkan instant messaging (IM) ke pengguna Flexi lainnya dengan menggunakan layanan Flexi Messenger.
Tak hanya itu, menikmati fitur jejaring sosial melalui layanan Flexi lebih murah ketimbang memakai BlackBerry. Triana mengilustrasikan, pelanggan yang mengaktifkan aplikasi instant messaging ditambah berlangganan konten media cukup membayar Rp 20.000 per bulan. Sementara biaya layanan sejenis yang ditawarkan BlackBerry mencapai Rp 5.000 per hari atau Rp 150.000 per bulan.
Semula, paket bundling ini terdiri dari dua seri, yaitu ZTE-S 130 dengan harga sekitar Rp 200.000 dan ZTE-C366 dengan banderol sekitar Rp 500.000. Adapun untuk rilis tahap kedua ini Flexi menambah dua varian baru, yakni ZTE C322 dan ZTE S 100.
"Kami mengharapkan satu juta pelanggan barn bisa dari paket bundling ini," ajar Triana. Sebagai catatan, sampai kuartal 1-2010, jumlah pelanggan Flexi sudah mencapai 15,9 juta nomor, lebih tinggi 19 persen dibandingkan dengan kuartal 1-2009. Flexi berharap, sampai akhir 2010 nanti, jumlah pelanggan Flexi bisa mencapai 18 juta nomor.
Corporate Communication PT Bakie Telecom Tbk Norman Ilyas mengakui, tren pertumbuhan pengguna ponsel murah dengan keunggulan mobile communication memang tengah menanjak. "Salah satunya didorong popularitas jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter," ujarnya.
Makanya, meski pemain baru terus bermunculan, Esia yang sepanjang 2009 juga beberapa kali meluncurkan kategori ponsel bundling mengaku tidak takut bersaing. "Pasar masih sangat besar, terutama di daerah-daerah luar Jawa," kata Norman.
Apalagi, pelanggan Esia yang pada akhir 2008 berjumlah 7,3 juta orang sudah bertambah menjadi. 10,6 juta orang pada akhir 2009 lalu. Makanya, Norman yakin, berapapun pemainnya, pasar masih cukup besar untuk menyerap produk yang memang menyasar segmen di bawah kelas BlackBerry tersebut.
Kendati mendapat tantangan produk CDMA, operator ponsel berbasis global system for mobile communications (GSM) tak khawatir segmen pengguna BlackBerry yang digarapnya tergerus. General Manager Sales PT XL Axiata Handono Warih mengatakan pengguna BlackBerry memiliki orientasi berbeda.
"Mereka tidak hanya mencari koneksi jaringan sosial, tapi mengutamakan keunggulan jaringan BlackBerry yang mampu melakukan push email dan kompresi data untuk kebutuhan mobile office," tandasnya.(KONTAN/Nadia Citra Surya, Gentur Putro Jati)
No comments:
Post a Comment