Game over! Itu tulisan yang ditunjukkan Jorge Lorenzo, saat pasti juara dunia 2010 di sirkuit Sepang, Malaysia atau seri XV Shell Advance Malaysian Motorcyle Grand Prix, 10 Okteber kemarin. Hanya dua kata, memang.
Sepotong kardus bertuliskan game over. Tapi. punya maksud sejuta makna. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Itu bagi yang malas bicara dan menulis. Apalagi tidak terlatih dalam dua hal itu. Ditambah lagi buta huruf. Wekkss...!
Eiits... Mari dijabarkan dalam kalimat demi kalimat dalam catatan ini. Kata tidak bermakna sebelum jadi kalimat dan jadi tulisan utuh. Apalagi hanya tulisan dua kata game over. Pasti maknanya hanya tebak-tebakan. Ciluk baaa...
Intrik, politik, sinetron dan tetek bengek balap di luar dan di dalam sirkuit, telah selesai sampai di sini. Itu maksudnya, bos. Tamat! Sudah berakhir! Itu buat Jorge Lorenzo alias game over tadi untuk grand prix 2010. Stop bicara. Lha, anak SD juga tau tuh...
Di Sepang Lorenzo memastikan perjuangannya, sudah game over. Poinnya tidak terkejar oleh siapa pun di MotoGP, walau masih tersisa tiga seri.
Lorenzo seperti menyindir - mungkin Valentino Rossi - dan yang meragukannya sanggup menggapai juara dunia. Terbukti, Lorenzo pakai mahkota juara itu di kelas para raja alias premier class. Berhak memakai nomor start 1 musim 2011. Nomor yang tak pernah dipakai Rossi, walau dia berkali-kali jadi juara dunia.
Memang mimpi. Sejak membela Yamaha tiga tahun lalu, dia hanya pembalap pendamping The Doctor. Dalam tiga tahun pun, berbagai Sandiwara dijumpainya. Termasuk kudu memisahkan paddock dengan Rossi. Diakhiri intrik cabutnya Rossi dari Yamaha. “Ini kenyataan mimpi,” bilang Lorenzo yang lahir di Mar Mallorca, Spanyol 4 Mei 1987.
Mimpi yang sulit. Apalagi berkaca dari Dani Pedrosa, sesama pembalap Spanyol. Juga sesama mantan penguasa GP250. Direkrut tim besar Honda dan didesain jadi juara dunia. Tapi, sampai detik ini, Pedrosa tanpa mahkota di MotoGP.
Di saat sama, Lorenzo yang memulai karir di Jerez, Spanyol 2002 itu dikejar-kejar sesama Spanyol. Siapa lagi, kalau bukan Pedrosa. Keduanya berlomba samai prestasi Alex Criville. Prestasi yang dicetak satu dekade di arena balap prototipe oleh orang Spanyol.
Apalagi Criville mencetaknya bersama HRC. Penggemar balap motor Spanyol yang memang fanatik balap, lebih melirik Pedrosa ketimbang Lorenzo. Dari status aja, Pedrosa adalah pembalap utama. Sementara Lorenzo hanya pendamping Rossi di Fiat Yamaha Team.
Maka, Lorenzo dan krunya segera punya ide tulisan game over. Mereka malas berkata-kata dengan sinetron di sekitarnya. Dan mungkin sudah kehabisan kata-kata. Cukup dua kata, game over perjalanan seri 2010 yang melelahkan.
Tangkisannya Victory. Aaaa... ini juga punya jutaan makna pula. Tulisan yang diperlihatkan Valentino Rossi sampai di parkiran motor juara di Sepang. Jika Lorenzo pakai dua kata, Rossi cukup satu kata, Victory tadi. Sederhananya, kemenangan dan kejayaan.
Foto : DPPI
No comments:
Post a Comment